(Ustadz Abu Bakar Ba’asyir -fakkallohu asroh-)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
SUNNAH NABI SHALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
SUNNAH NABI SHALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM
DALAM MENDAKWAHKAN DAN MENEGAKKAN DINUL ISLAM
Kalau kita teliti kembali sejarah perjuangan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam sejak mulai diangkat jadi nabi sampai wafat Beliau, maka akan kita temui bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam usahanya untuk mendakwahkan dan menegakkan Dinul Islam selalu terpimpin oleh wahyu Allah Subhana Wa Ta'ala dengan melalui langkah-langkah seperti yang tersebut dibawah ini:
a. Langkah Pertama
Berdakwah dan bertabligh dengan bersenjatakan kesabaran dan keteguhan. Setelah turunnya perintah Allah Subhana Wa Ta'ala dalam firman-Nya, Surah Al Muddatstsir 1,2
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
Maka bangkitlah Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam memulai menjalankan tugasnya dengan berdakwah dan bertabligh secara rahasia. Adapun tabiat dakwah dan tabligh beliau adalah:
i. Materi dakwahnya menegakkan tauhid dan memberantas kemusryikan.
Dalam rangka menunaikan dakwah ini Rasululah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sama sekali tidak mau bertoleransi dengan kemusyrikan, meskipun nampaknya bertoleransi menguntungkan bahwa meskipun situasinya sangat terjepit, karena Allah Subhana Wa Ta'ala mengarahkan Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam untuk berbuat tegas tanpa kompromi sedikitpun.
Dalam hal ini Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, Surah Al Israa’ : 73,74,75
![]() |
wa-in kaaduu layaftinuunaka 'ani alladzii awhaynaa ilayka litaftariya 'alaynaa ghayrahu wa-idzan laittakhadzuuka khaliilaan
|
[17:73]
Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah
Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong
terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentu
|
![]() |
|||
walawlaa an tsabbatnaaka laqad kidta tarkanu ilayhim syay-an qaliilaan
|
|||
[17:74]
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,
|
Keterangan:
Ayat tersebut diatas menerangkan dengan jelas bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam ketika condong untuk menerima ajakan orang musyrik untuk bertoleransi dengan kemusyrikan diingatkan keras oleh Allah Subhana Wa Ta'ala sehingga beliau tetap berada di garis Tauhid.
Bahkan kalau sampai Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam condong menerima ajakan toleransi orang musryik meskipun hanya sedikit diancam kesengsaraan berlipat ganda hidup dan setelah mati. Dalam ayat yang lain Allah Subhana Wa Ta'ala menerangkan bahwa strategi orang musryik dalam menghadapi Dakwah Tauhid ialah berusaha melunakkan dakwah tauhid tersebut sehingga bersedia bertoleransi dan kerjasama dengan kemusyrikan, kalau sudah demikian mereka akan bersikap lunak juga dan bersedia berkawan akrab.
Hal ini diterangkan Allah Subhana Wa Ta'ala dalam firman-Nya, Surat Al Qalam : 8 dan 9
![]() |
||||
falaa tuthi'i almukadzdzibiina
|
||||
[68:8]
Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
|
Keterangan:
Ayat tersebut diatas menerangkan bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dilarang mentaati ajakan orang-orang pendusta (Kafir dan Musyrik) dan mereka menghendaki agar Beliau Shalallahu 'Alaihi Wasallam melunak sedikit, dan merekapun akan melunak. Sikap melunak di dalam menentang kemusyrikan inilah yang dilarang oleh Allah Subhana Wa Ta'alaaka Allah Subhana Wa Ta'ala memerintahkan agar Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasalla tetap teguh berpegang kepada Tauhid dan berlepas diri dari kemusyrikan.
Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, Surah Al Kaafiruun : 1 – 6
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Firman-Nya lagi, Surah Yuunus :41
wa-in kadzdzabuuka faqul lii 'amalii walakum 'amalukum antum barii-uuna mimmaa a'malu wa-anaa barii-un mimmaa ta'maluuna
[10:41] Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
Keterangan:
Inilah ayat-ayat yang menerangkan bahwa di dalam mendakwahkan Tauhid tidak boleh ada kompromi sedikitpun dengan kemusyrikan.
ii. Dalam berdakwah dan bertabligh Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam banyak berdzikir dan mengagungkan Allah Subhana Wa Ta'ala semata-mata dan semua dakwahnya semata-mata ditujukan untuk mencari ridho Allah Subhana Wa Ta,ala, dan beliau selalu membersihkan hati dan akhlaq menjauhi kejahatan dan selalu bersikap dermawan.
Sikap ini membuahkan keberanian dalam menerangkan Aqidah (tauhid), tidak takut ancaman manusia karena yang dibesarkan hanya Allah Subhana Wa Ta'ala, selain Allah Subhana Wa Ta'ala semua kecil dan selalu bergantung kepada Allah karena selain Allah tidak ada yang dapat memberi manfaat atau menolak mudharot.
Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, Surah Muddatstsir(74) : 3 – 7
رَبَّكَ فَكَبِّرْ
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
(5)dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
iii. Di dalam berdakwah menyampaikan Tauhid, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam selalu bersabar menghadapi segala rintangan dan kesulitan yang menimpanya. Karena Allah Subhana Wa Ta'ala memang memerintahkan untuk selalu bersabar.
Allah Subhana Wa Ta'ala berfiman, Surah Al Muzzammil : 10, 11
![]() |
|||
waishbir 'alaa maa yaquuluuna wauhjurhum hajran jamiilaan
|
|||
[73:10]
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
|
Yang dimaksud sabar ialah mesti memenuhi tiga sikap yaitu:
Ø Tidak lemah dan menjadi pengecut karena musibah yang menimpanya di jalan Allah bahkan dia tetap mempunyai keberanian melawan kemusyrikan dengan pertolongan Allah Subhana Wa Ta'ala.
Ø Tidak lesu kehilangan semangat karena musibah itu, sebaliknya ia tetap bersemangat tinggi meskipun posisinya terjepit, karena harapannya hanya kepada pertolongan Allah Subhana Wa Ta'ala.
Ø Pantang menyerah kepada musuh. Kalau berjihad tidak akan menyerah dengan menyerahkan senjata, pilihannya hanya dua, menang atau terbunuh di jalan Allah. Kalau berdakwah tidak akan melepaskan kebenaran meskipun dalam posisi terjepit, bahkan kebenaran tetap disampaikan apa adanya tidak dirubah-rubah maknanya karena mengharapkan belas kasih musuh. Dia berdoa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala mohon diampuni segala tindakannya yang berlebih-lebihan mohon ditetapkan pendiriannya jangan berubah-rubah karena takut kepada manusia atau mengharap dunia dan mohon pertolongan dalam melawan orang-orang kafir.
Karakteristik Da’i / Mujahid semacan ini diterangkan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala dalam firman-Nya, Surah Ali Imraan : 146 - 147 :
![]() |
||||
waka-ayyin min nabiyyin qaatala ma'ahu ribbiyyuuna katsiirun famaa wahanuu limaa ashaabahum fii sabiili allaahi wamaa dha'ufuu wamaa istakaanuu waallaahu yuhibbu alshshaabiriina
|
||||
[3:146]
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah
besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang
sabar.
|
Agar ada kemampuan untuk bersabar dan memikul beban dakwah Tauhid ini, maka Nabi Shalallahu 'Alaih Wasallam diperintahkan untuk mendirikan shalat Tahajjud. Perintah tersebut tercantum dalam firman Allah Subhana Wa Ta'ala di bawah ini, Surah Al Muzzammil(73) ayat 1 - 8:
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
Hai orang yang berselimut (Muhammad), (1)
قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا
bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (2)
نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.(3)
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.(4)
سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. (5)
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu´) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (6)
إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا
Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (7)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (8)
Setelah berdakwah secara rahasia beberapa tahun, maka Allah Subhana Wa Ta'ala selanjutnya memerintahkan agar Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam berdakwah secara terang-terangan dan tetap tidak boleh bertoleransi dengan kemusyrikan.
Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, Surat Al Hijr : 94
![]() |
faishda' bimaa tu/maru wa-a'ridh 'ani almusyrikiina
|
[15:94]
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
|
Di dalam berdakwah terutama dakwah secara terang-terangan ini, pertama kali yang diperintahkan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala adalah agar Beliau mendakwahi sanak-kerabatnya terlebih dahulu.
![]() |
wa-andzir 'asyiirataka al-aqrabiina
|
[26:214]
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
|
Maka untuk melaksanakan perintah tersebut, Baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengumpulkan kerabatnya yang terdekat menyampaikan ke Rasulan diri Baginda dan memberi peringatan kepada mereka agar mereka berIman kepada Allah Subhana Wa Ta'ala, karena Baginda tidak dapat menolong mereka dari azab Allah Subhana Wa Ta'ala jika mereka tetap durhaka kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.
Dalam Dakwahnya kepada sanak keluarganya Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Wahai kaum Quraisy belilah / tebuslah dirimu dari Allah dengan beriman dan beramal saleh serta meninggalkan kemusyrikan, sesungguhnya saya tidak dapat menolong kamu sekalian dari siksa Allah sedikitpun. Wahai Bani Abdul Mutthalib! Sesungguhnya saya tidak bisa menolong kamu sekalian dari azab Allah sedikitpun. Wahai Bani Abbas! Saya tidak dapat menolong anda sedikitpun dari azab Allah Subhana Wa Ta'ala. Wahai Sofiah! Bibi Rasulullah! Saya tidak dapat menolong anda sedikitpun dari azab Allah Subhana Wa Ta'ala. Wahai Fatimah binti Muhammad! Mintalah apa yang kamu mau dari hartaku, aku tidak dapat menolongmu sedikitpun dari sisi Allah”.
Dalam Dakwahnya kepada sanak keluarganya Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Wahai kaum Quraisy belilah / tebuslah dirimu dari Allah dengan beriman dan beramal saleh serta meninggalkan kemusyrikan, sesungguhnya saya tidak dapat menolong kamu sekalian dari siksa Allah sedikitpun. Wahai Bani Abdul Mutthalib! Sesungguhnya saya tidak bisa menolong kamu sekalian dari azab Allah sedikitpun. Wahai Bani Abbas! Saya tidak dapat menolong anda sedikitpun dari azab Allah Subhana Wa Ta'ala. Wahai Sofiah! Bibi Rasulullah! Saya tidak dapat menolong anda sedikitpun dari azab Allah Subhana Wa Ta'ala. Wahai Fatimah binti Muhammad! Mintalah apa yang kamu mau dari hartaku, aku tidak dapat menolongmu sedikitpun dari sisi Allah”.
(HR Riwayat Muslim).
Ketika Dakwah ini mulai dilancarkan secara terang-terangan tantanganpun mulai bermunculan, terutama justru tantangan itu datang dari paman Beliau sendiri yaitu Abu Lahab. Namun demikian Dakwah terus dilancarkan tanpa mengindahkan tantangan dan bantahan orang-orang Musyrik baik dari kaumnya sendiri atau dari sanak saudaranya.
Setiap musim Haji, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam selalu menggunakan kesempatan ini untuk berdakwah menyeru Kabilah-Kabilah yang datang dari luar kota Mekah.
Setiap musim Haji, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam selalu menggunakan kesempatan ini untuk berdakwah menyeru Kabilah-Kabilah yang datang dari luar kota Mekah.
Oleh karena Dakwah yang dilancarkan oleh Rasululah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menyeru Dua Kalimat Syahadat dan memberantas kemusyrikan yang sudah mendarah-daging di kalangan bangsa Arab sejak ratusan tahun, maka mereka pada umumnya sangat berat menerima Dakwah Tauhid ini kecuali mereka yang mendapat rahmat Allah Subhana Wa Ta'ala yang mau menjawab seruan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ini dan mereka ini amat sedikit.
Beratnya orang Musyrik menerima dakwah Tauhid ini diterangkan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala dalam firman Nya, Surah Asy Syuuraa(42) ayat 13:
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
syara'a lakum mina alddiini maa washshaa bihi nuuhan waalladzii awhaynaa ilayka wamaa washshaynaa bihi ibraahiima wamuusaa wa'iisaa an aqiimuu alddiina walaa tatafarraquu fiihi kabura 'alaaalmusyrikiina maa tad'uuhum ilayhi allaahu yajtabii ilayhi man yasyaau wayahdii ilayhi man yuniibu
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
[42:13]
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu :
Tegakkanlah agama1341
dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi
orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
Adapun
diantara bentuk tantangan orang-orang musyrik terhadap dakwah Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah digambarkan oleh Allah Subhana Wa
Ta'ala dalam firman-Nya, Surah Shaad: 4-7:
![]() wa'ajibuu an jaa-ahum mundzirun minhum waqaala alkaafiruuna haatsa saahirun kadzdzaabun [38:4] Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". ![]() aja'ala al-aalihata ilaahan waahidan inna haadzaa lasyay-un 'ujaabun [38:5] Mengapa ia menjadikan Ilah-Ilah(tuhan-tuhan) itu Rabb Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. ![]() wainthalaqa almalau minhum ani imsyuu waishbiruu 'alaa aalihatikum inna haadzaa lasyay-un yuraadu [38:6] Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) Ilah-Ilahmu(tuhan-tuhanmu), sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki1297.
|



























Tidak ada komentar:
Posting Komentar