(Ustadz Abu Bakar Ba’asyir -fakkallohu asroh-)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
SUNNAH NABI SHALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
SUNNAH NABI SHALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM
DALAM MENDAKWAHKAN DAN MENEGAKKAN DINUL ISLAM
Setelah kita telaah sirah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan kita ambil pelajaran darinya,
maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa secara garis besar bimbingan
yang diberikan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam di dalam menyebarluaskan
dan menegakkan Dinul Islam yang akhirnya merupakan Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasalla dalam
perjuangan iqomatudien ialah dapat kita simpulkan menjadi 3 langkah
saja
IMAN, HIJRAH, JIHAD
Keterangan:
1. Yang dimaksud Iman ialah berdakwah untuk membina Tauhid dan Iman ini diamalkan oleh Rasulullah Shalallahu `Alaihi Wasallam selama di Mekah selama 13 tahun dan dilanjutkan terus sampai Baginda wafat selanjutnya diteruskan oleh para sahabat dan umat Islam setelah sahabat.
2. Yang dimaksud dengan Hijrah ialah pindah ketempat yang lebih aman untuk menghindarkan diri dari tekanan kaum Musyrikin bagi mereka yang lemah dan pindah secara total kepada tempat yang lebih aman yang kuat pendukungnya yang sudah dipersiapkan untuk dapat terus melaksanakan Ibadah, Dakwah dan pembinaan Iman, sehingga bebas dari penindasan kaum Musyrikin dan dapat meningkatkan perjuangan dengan pembinaan kekuatan senjata. Ini diamalkan oleh sahabat Nabi dengan hijrah ke negeri Habasah atas perintah Nabi bagi sahabat yang dianggap lemah dan diamalkan oleh Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dengan seluruh sahabatnya berhijrah ke Madinah atas perintah Allah Subhana Wa Ta'ala. Yang selanjutnya disusul oleh semua sahabat-sahabat yang mampu dan baik imannya.
3. Menegakkan Daulah Islamiyah sehingga semua hukum Allah Subhana Wa Ta'ala dapat dilaksanakan secara sempurna dan murni.
4. Yang dimaksud dengan Jihad Fisabilillah ialah perjuangan menegakkan Islam dengan cara memerangi orang kafir yang memerangi umat Islam dan dengan cara memerangi orang kafir secara mutlak, sehingga tidak menghalangi Dakwah Islam lagi sehingga orang-orang yang ingin belajar Islam dengan benar dan ingin masuk Islam benar-benar bebas dari halangan, dan dakwah dapat digencarkan dengan bebas. Ini diamalkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam setelah berhijrah di Madinah sampai Baginda Shalallahu 'Alaihi Wasallam wafat dan dilanjutkan oleh para sahabatnya dan orang-orang Islam yang hidup sesudah sahabat sehingga Dinul Islam mengalami kejayaan yang menakjubkan berabad- abad.
CARA MENDAKWAHKAN DAN MENEGAKKAN DINUL ISLAM PADA ZAMAN SEKARANG
Dinul Islam pada masa sekarang ini sudah lengkap semua panduan dan
bimbingan yang terkandung di dalam Al Quranul karim telah sempurna dan
Dinul Islam telah diridhoi Allah Subhalaana Wa Ta' sebagai satu-satunya Dien bagi
manusia. Sebagaimana yang diterangkan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala dalam firman-Nya, Surah Al-Maa-idah 3:
![]() |
hurrimat 'alaykumu almaytatu waalddamu walahmu alkhinziiri wamaa uhilla lighayri allaahi bihi waalmunkhaniqatu waalmawquudzatu waalmutaraddiyatu waalnnathiihatu wamaa akala alssabu'u illaa maa tsakkaytum wamaadzubiha 'alaaalnnushubi wa-an tastaqsimuu bial-azlaami dzaalikum fisqun alyawma ya-isa alladziina kafaruu min diinikum falaa takhsyawhum waikhsyawni alyawma akmaltu lakum diinakum wa-atmamtu 'alaykum ni'matii waradhiitu lakumu al-islaama diinan famani idthurra fii makhmashatin ghayra mutajaanifin li-itsmin fa-inna allaaha ghafuurun rahiimun
|
[5:3]
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah394,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya395, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah396, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini397
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barang siapa terpaksa398 karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
|
Disamping itu keutuhan dan kemurnian Syariat Islam dijaga oleh Allah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sehingga bertahan sampai hari kiamat. Tidak akan berubah karena perubahan zaman dan tempat. Seperti yang diterangkan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala dalam firman-Nya, Surah Al Hijr 9:
![]() |
innaa nahnu nazzalnaa aldzdzikra wa-innaa lahu lahaafizhuuna
|
[15:9]
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya793.
|
Demikian pula panduan dan bimbingan untuk mendakwah dan menegakkan Dinul
Islam juga masih segar sempurna tidak lapuk, maka kewajiban kita adalah
memahami perkara itu yang selanjutnya mengamalkan apa yang sudah pernah
diamalkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya menurut kemampuan
yang ada, sebab Allah Subhana Wa Ta'ala memerintahkan agar kita umat Islam mengamalkan
semua perintah dan tuntunan Allah Subhana Wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shalallahu 'Alaihi Wasallam menurut
kemampuan.
Dalam firman-Nya, Surah At Taghaabun : 16
![]() |
faittaquu allaaha maa istatha'tum waisma'uu wa-athii'uu wa-anfiquu khayran li-anfusikum waman yuuqa syuhha nafsihi faulaa-ika humu almuflihuuna
|
[64:16]
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah
serta ta'atlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu1481. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
|
Dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga bersabda dalam riwayat dibawah ini:
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh r.a., beliau berkata:
“Telah bersabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam : ‘Apabila aku perintahkan kepadamu suatu perintah, laksanakanlah menurut kemampuanmu”
(HR Ibnu Majah).
Maka kewajiban kita sekarang harus mengamalkan semua perintah Allah Shubhana Wa Ta'ala
dan meneladani semua Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam persoalan mendakwahkan dan
menegakkan Dinul Islam ini menurut kemampuan yang ada, tidak boleh ada
yang sengaja ditinggalkan.
Maka perintah berdakwah dan bertabligh untuk menerangkan Islam yang
murni dan Kaaffah dan memberantas berbagai kemusyrikan harus kita
amalkan menurut kemampuan yang ada. Perintah bersabar menghadapi
tantangan dan tekanan musuh Islam dikala masih lemah harus kita amalkan
menurut kemampuan yang ada, sehingga tidak melawan tekanan musuh dakwah
dengan fisik karena emosi.
Perintah berjihad di jalan Allah untuk membela diri dan memerangi orang
Kafir harus kita usahakan apabila belum mampu, harus kita amalkan i’dat
(menyusun kekuatan senjata) menurut kemampuan yang ada.
Maka setiap Harakah Islamiyah (gerakan Islam / Ormas Islam) yang bercita-cita mendakwahkan dan menegakkan Dinul Islam harus menyusun program yang meliputi semua perintah Allah tersebut diatas jangan ada yang sengaja ditinggalkan. Yakni jangan sampai hanya menyusun Dakwah dan Tabligh saja sedang I’dat dan Jihad tidak diprogramkan sama sekali. Sebaliknya jangan pula hanya menyusun program I’dat dan Jihad saja sedang Dakwah dan Tabligh tidak diprogramkan sama sekali. Langkah-langkah semacam ini adalah bertentangan dengan Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam menegakkan Dinul Islam. Maka secara lebih ringkas Sunnah Nabi dalam iqomatudin kita rumuskan menjadi: DAHWAH DAN JIHAD
Amalan dakwah dimaksudkan untuk pembinaan Tauhid dan Iman dengan menerangkan aqidah dan Syariat Islam secara murni dan Kaaffah. Sedang amalan Jihad yang melalui proses hijrah dan I’dat dimaksudkan untuk melawan serangan musuh dan menegakkan kembali kekuasaan Islam (Daulah / Khilafah).
Maka DAKWAH dan JIHAD harus menjadi program setiap Harakah Islamiyah / Ormas Islam yang ingin menegakkan Dinul Islam pada zaman sekarang. Apabila salah satu dari dua hal tersebut diatas sengaja ditinggalkan tidak diusahakan secara proaktif dan diamalkan menurut kemampuan, maka Allah Subhana Wa Ta'ala tidak meridhoi dan tidak menerima perjuangan yang tidak sempurna memprogramkan Sunnah Nabi tersebut dan tidak berkenan menolong untuk memberi kemenangan karena langkah ini menyalahi Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Termasuk langkah memperjuangkan Islam yang tidak diterima oleh Allah Shalallahu 'Alaihi Wasallam karena menyalahi Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah memperjuangkan Islam dengan sistem Demokrasi. Karena semua itu adalah sistem hidup dan perjuangan yang menetang kadaulatan Allah Subhana Wa Ta'ala untuk menetapkan tatanan dan undang-undang untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh karenanya sistem demokrasi adalah bertentangan dengan sunnah nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam`bersabda:
“Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak bersumber dari ajaran kami maka perbuatan itu tertolak (tidak sah)” (HR Muslim).
Bahkan banyak para ulama terkini pengikut ulama salaf yang antara lain ulama Mujahid, Syeikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz dalam kitab beliau “Al Jami’ Fii Tholabil Ilmii Syarif” menegaskan bahwa memperjuangkan Islam dengan sistem Demokrasi adalah membawa kemurtadan karena demokrasi adalah ajaran syirik karena ia merampas kadaulatan Allah dalam menetapkan undang-undang dan diberikan kepada rakyat, maka siapa yang mengamalkannya menjadi musyrik. Hati-hati.
Untuk lebih jelasnya, disini saya kutipkan kesimpulan uraian yang ditulis oleh Syeikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz dalam kitabnya “Al Jami’ Fii Tholabil Ilmii Syarif juz ke XII halaman 211 – 221” tentang Metode Perjuangan Islam, beliau menyimpulkan sebagai berikut:
“Saya simpulkan apa yang telah dibahas sebelumnya, saya katakan; ‘Sesungguhnya cara kaum Muslimin dalam merubah pemerintahan Kafir adalah dengan Dakwah dengan berbagai macam bentuknya, setelah memiliki manhaj yang benar dan akidah yang lurus, dibarengi dengan menyatakan kebenaran dengan terang-terangan dan berlepas diri dari orang-orang Kafir dan kekafiran mereka, bukan dengan cara mengikuti kekafiran mereka seperti menyertai mereka dalam pemerintahan Sekuler atau parlemen Syirik, akan tetapi berlepas diri dan memisahkan diri sehingga terjadi pemisahan barisan, dengan bersabar diatas siksaan orang-orang Kafir dan mencari pertolongan dari orang-orang Mukmin sampai terbentuk suatu jamaah yang kuat yang mampu untuk melakukan perubahan dan mampu menjalankan hukum Islam apabila Allah Subhana Wa Ta'ala memenangkannya. Dan ini merupakan kewajiban seluruh umat Islam, sedang kewajiban bagi tiap-tiap individu adalah berusaha untuk merealisasikan hal itu sesuai dengan kemampuannya”.
Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, Suriah Az Zalzalah : 7 -8
![]() |
faman ya'mal mitsqaala dzarratin khayran yarahu
|
[99:7] Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. ![]()
waman ya'mal mitsqaala dzarratin syarran yarahu
[99:8] Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. |
Dan wajib untuk menjadikan kekhususan setiap negara dan kekhususan
penduduknya sebagai bahan pertimbangan dan hendaknya setiap permasalahan
itu diserahkan kepada ahlinya.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar