Minggu, 24 November 2013

7. Catatan dari penjara seri 7 Dinul Islam wajib diamalkan secara bersih (Bab Kepemimpinan wajib bersih dari kepemimpinan kafir dan sekuler

(Ustadz Abu Bakar Ba’asyir -fakkallohu asroh-)
سم الله الرحمن الرحيم

Catatan dari penjara seri 7
Dinul Islam wajib diamalkan secara bersih 
(Bab Kepemimpinan wajib bersih dari kepemimpinan kafir dan sekuler (1) )

PIMPINANNYA WAJIB BERSIH DARI KEPEMIMPINAN KAFIR DAN SEKULER

Kepemimpinan adalah perkara penting yang dapat membawa kejayaan atau menjerumuskan orang yang dipimpinnya baik di dunia apalagi di akherat nanti. Banyak orang yang menderita di dunia karena kepemimpinan yang salah dan banyak pula orang yang masuk Neraka karena sewaktu hidupnya mengikuti pimpinan-pemimpin yang sesat.

Mereka sangat kecewa sehingga mengutuk pemimpin yang telah menjerumuskannya ke Neraka itu sedang pemimpin berkenaan tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolongnya, bahkan pemimpin-pemimpin itu menyalahkan pengikutnya mengapa dulu di dunia mau mengikutinya.

Ada pula pengikut yang meminta kepada Allah Subhana Wa Ta'ala agar melaknat pimpinannya yang menyesatkannya itu, padahal waktu di dunia pemimpin tersebut sangat dihormati dan dicintai. Ada beberapa ayat Al Quran yang mengisahkan penyesalan di akherat orang-orang yang keliru memilih pemimpin. Ayat-ayat tersebut antara lain:

Firman Allah Subhana Wa Ta'ala dalam surat Al Ahzaab ayat 66 – 68:

yawma tuqallabu wujuuhuhum fii alnnaari yaquuluuna yaa laytanaa atha'naa allaaha wa-atha'naa alrrasuulaa

[33:66] Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta'at kepada Allah dan ta'at (pula) kepada Rasul".


waqaaluu rabbanaa innaa atha'naa saadatanaa wakubaraa-anaa fa-adhalluunaa alssabiilaa

[33:67] Dan mereka berkata;:"Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).



rabbanaa aatihim dhi'fayni mina al'adzaabi wail'anhum la'nan kabiiraan

[33:68] Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".

Keterangan:

Ayat-ayat tersebut diatas menerangkan betapa besarnya penyesalan dan kemarahan rakyat yang disesatkan oleh pemimpin mereka ketika di dunia. Waktu di dunia pemimpin tersebut mereka hormati dan mereka cintai karena pandainya menjanjikan kekayaan dan kemewahan dunia, tetapi mereka menyesatkan dari jalan Allah. Maka setelah sama-sama menjumpai siksa di akhirat, ketua-ketua mereka itu dikutuk dan didoakan agar disiksa dua kali ganda. Inilah akibat orang-orang yang memilih pemimpin tanpa mengikuti tuntutan Allah dan Rasul Nya.
 
Firman Allah Subhana Wa Ta'ala dalam surat Ibraahiim ayat 21:


wabarazuu lillaahi jamii'an faqaala aldhdhu'afaau lilladziina istakbaruu innaa kunnaa lakum taba'an fahal antum mughnuuna 'annaa min 'adzaabi allaahi min syay-in qaaluu law hadaanaaallaahu lahadaynaakum sawaaun 'alaynaa ajazi'naa am shabarnaa maa lanaa min mahiishin

[14:21] Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".


Keterangan:

Ayat tersebut diatas menerangkan bahwa karena gelisahnya menyaksikan adzab ketika mereka di himpun di Mahsyar, maka mereka meminta bantuan kepada pemimpin mereka yang sesat itu dan pemimpin berkenaan tidak dapat berbuat apa-apa sedikitpun untuk meringankan penderitaan barang sedikit, akhirnya penyesalannnya yang mereka jumpai. Inilah akibat mengikuti pemimpin tanpa ada dasar dari bimbingan Allah dan Rasul Nya.
(lihat keterangan dalam Tarjamah Tafsir Ibnu Katsir, juz IV dan VI, pustaka Imam Assyafii)
Firman Allah Subhana Wa Ta'ala dalam surat Saba’ ayat 31, 32 dan 33:

waqaala alladziina kafaruu lan nu/mina bihaadzaaalqur-aani walaa bialladzii bayna yadayhi walaw taraa idzi alzhzhaalimuuna mawquufuuna 'inda rabbihim yarji'u ba'dhuhum ilaa ba'dhin alqawla yaquulu alladziina istudh'ifuu lilladziina istakbaruu lawlaa antum lakunnaa mu/miniina

[34:31] Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur'an ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya". Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Rabb-nya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman".
qaala alladziina istakbaruu lilladziina istudh'ifuu anahnu shadadnaakum 'ani alhudaa ba'da idz jaa-akum bal kuntum mujrimiina

[34:32] Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa". 

waqaala alladziina istudh'ifuu lilladziina istakbaruu bal makru allayli waalnnahaari idz ta/muruunanaa an nakfura biallaahi wanaj'ala lahu andaadan wa-asarruu alnnadaamata lammaa ra-awuu al'adzaaba waja'alnaaal-aghlaala fii a'naaqi alladziina kafaruu hal yujzawna illaa maa kaanuu ya'maluuna

[34:33] Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya". Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.

Keterangan:

Yang dimaksud orang-orang yang dianggap lemah dalam ketiga ayat tersebut adalah para pengikut / rakyat jelata, adapun yang dimaksusd orang-orang yang menyombongkan diri adalah para pemimpin dan para pembesar. Dalam ketiga ayat tersebut jelas diceritakan perbantahan antara pemimpin dan rakyatnya atau pengikutnya karena pengikutnya merasa menyesal setelah menyadari bahwa selama di dunia mereka disesatkan oleh pembesar dan pemimpin yang mereka ikuti dan mereka menyalahkan pemimpin yang mereka ikuti itu, tetapi sebaliknya pemimpin yang sesat dan telah menyesatkan pengikutnya itu berbalik menyalahkan pengikutnya, mengapa mereka mau mengikuti ajakan dan kepemimpinannya akibatnya kedua-duanya menyesal.
Inilah akibat dari pada memilih pemimpin yang tidak mengikuti petunjuk Allah Subhana Wa Ta'ala dan Rasul Nya.Firman Allah Subhana Wa Ta'ala dalam surat Al Furqaan ayat 27, 28 dan 29:


wayawma ya'adhdhu alzhzhaalimu 'alaa yadayhi yaquulu yaa laytanii ittakhadztu ma'a alrrasuuli sabiilaan

[25:27] Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya1065, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". 
yaa waylataa laytanii lam attakhidz fulaanan khaliilaan

[25:28] Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan1066 itu teman akrab(ku).

laqad adhallanii 'ani aldzdzikri ba'da idz jaa-anii wakaana alsysyaythaanu lil-insaani khadzuulaan

[25:29] Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. 
Keterangan:

Ayat ini menerangkan penyesalan yang mendalam dari orang-orang dholim karena menjadikan teman akrab / pemimpin orang sesat, selain Rasul dan orang-orang ber-Iman. Dan mereka baru merasa bahwa telah disesatkan oleh teman dan pemimpinnya itu. Tetapi penyesalan itu tiada guna bahkan merupakan siksa bathin.
Firman Allah Subhana Wa Ta'ala  dalam surat Huud ayat 96, 97 dan 98:



walaqad arsalnaa muusaa bi-aayaatinaa wasulthaanin mubiinin

[11:96] Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mu'jizat yang nyata,


ilaa fir'awna wamala-ihi faittaba'uu amra fir'awna wamaa amru fir'awna birasyiidin

[11:97] kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar.


yaqdumu qawmahu yawma alqiyaamati fa-awradahumu alnnaara wabi/sa alwirdu almawruudu

[11:98] Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.

Keterangan:

Ayat tersebut diatas menerangkan bahwa pengikut / rakyat pada umumnya sangat mudah dipengaruhi dengan ajaran-ajaran sesat, sehingga mengikuti perintah dan ajakan pemimpin sesat yang akan memasukkannya ke Neraka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar